IAIN Ponorogo- Ittihadu Thalabah al-Lughah al-Arabiyah bi Indonesia atau Persatuan Mahasiswa Bahasa Arab se-Indonesia (ITHLA) menggelar acara Kemah Bahasa Arab dan Konferensi Mahasiswa Bahasa Arab se-Asia Tenggara (MUKTAMAR ITHLA ke 7). Kegiataan ini dilaksanakan selama 4 hari pada Kamis-Ahad (22- 25 November 2018) yang berlokasi di tiga universitas sekaligus yakni, IAIN Ponorogo, UNIDA Gontor dan INSURI.
Acara ini diikuti oleh 752 peserta dari 75 delegasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (HMJ PBA), Bahasa dan Sastra Arab (BSA), Fakultas Dirasa Islamiyyah, Jurusan Tarjamah Perguruan Tinggi Se-Indonesia dan beberapa delegasi dari mahasiswa Malaysia.
Tepat pukul 09.00 WIB tadi pagi, acara pembukaan Muktamar ITHLA ke 7 dibuka. Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) ITHLA, Ketua Jurusan HMJ PBA IAIN Ponorogo dan UNIDA, serta Rektor INSURI dan Wakil Rektor 3 IAIN Ponorogo terlihat hadir menyaksikan acara pembukaan tersebut.
Muktamar ke 7 ini dilaksanakan sebagai wujud kaderisasi ITHLA dan menjadi agenda tahunan. ITHLA merupakan organisasi terbesar mahasiswa. Hal ini disampaikan oleh Ainur Rofiq selaku ketua DPP ITHLA, “Organisasi ITHLA organisasi bahasa Arab terbesar di dunia yang berjumlah 3.000 mahasiswa dari Sabang sampai Merauke hingga luar negeri.”
Acara tersebut di buka secara resmi oleh Wakil Rektor 3 IAIN Ponorogo Syaifullah, yang mengaku bangga dengan adanya acara Muktamar ke-7 di Ponorogo ini. “IAIN Ponorogo masih berusia 2 tahun namun sudah di tempati oleh mahasiswa bahasa Arab dari berbagai universitas.”
Aisyah Sholihatul Rofiqoh salah satu panitia penyelenggara mengungkapkan begitu banyak hal yang harus dilakukan hingga acara sebesar ini bisa terlaksana. “Senang sekali soalnya butuh perjuangan dan tenaga ekstra karena mengurusi peserta banyak di acara sebesar ini,” ungkapnya dengan nada terharu kepada LPM aL-Millah. Ia juga mengutarakan tentang antusias peserta dari Negara Malaysia. “Khususnya peserta dari Malaysia yang paling antusias dalam acara ini,” tambahnya
Sementara itu, muncul berbagai tanggapan dari para peserta yang hadir. Muhammad Hanan Zhorif peserta delegasi dari University Islam Antar Bangsa Selangor Malaysia mengungkapkan betapa bahagianya bisa berkunjung ke Indonesia khususnya kota Ponorogo dan bisa bertemu dengan mahasiswa bahasa Arab se-Asia Tenggara. “Kita berkunjung ke sini untuk pengalaman, dapat ilmu yang baru, mempelajari cara orang sini bergaul, kemudian banyak orang bertutur pakai bahasa Arab. Wah… Hebatlah Indonesia dan saya baru tahu IAIN Ponorogo sebab ini kali pertama kesini,” ujarnya.
Senada dengan ungkapan itu, Miftahul Wahab Janad peserta dari Institut Agama Islam Bani Fatah Jombang mengatakan ia menyukai persaudaraan antar mahasiswa dalam acara seperti ini. “Kebersamaan dari beberapa mahasiswa dan rasa saling bersaudara itu yang paling aku suka,” katanya.
Negara yang tergabung dalam ITHLA se-ASIA Tenggara ini masih diikuti oleh Malaysia dan Indonesia. Namun pengurus akan selalu melaksanakan sosialisasi dan kerjasama sehingga kedepannya para pemegang koordinasi percaya dan yakin bahwa seluruh Asia Tenggara dapat bergabung dalam konferensi tersebut.