Ponorogo (20/03/2024). Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan kembali memperkuat jaringan internasionalnya dengan menyelenggarakan International Guest Lecture bertajuk “Technology-Multicultural Learning in Thailand’s Minority Muslim Communities.” Acara ini merupakan bentuk kerja sama yang solid antara Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo dan Rasmisart School, Songkhla, Thailand. Kegiatan ini berlangsung pada 20 Maret 2024 dan dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom Meeting. Dengan menghadirkan narasumber dari Rasmisart School, acara ini diharapkan dapat menjadi jembatan pengetahuan bagi mahasiswa, dosen, dan peserta lain yang mengikuti acara dari berbagai lokasi.
Selama sesi kuliah, narasumber utama dari Rasmisart School, Yasuli Bindulem, M.Ed., menyampaikan materi yang sangat relevan dengan perkembangan pendidikan di era digital. Beliau memaparkan bagaimana teknologi berperan penting dalam mendukung proses pembelajaran di lingkungan masyarakat minoritas, terutama di wilayah dengan keragaman budaya seperti Thailand. Beberapa poin penting dari materi yang dibahas adalah Penerapan Teknologi dalam Pembelajaran Multikultural. Dalam konteks ini, Bindulem menekankan bahwa teknologi dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam menciptakan lingkungan belajar inklusif. Di komunitas Muslim minoritas di Thailand, teknologi seperti aplikasi pembelajaran berbasis daring, video konferensi, serta alat bantu visual digunakan untuk memperluas akses terhadap pendidikan. Dalam situasi di mana sumber daya pendidikan tradisional terbatas, teknologi membantu memfasilitasi transfer ilmu dengan lebih luas dan fleksibel.
Penguatan Identitas Budaya melalui Teknologi Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh komunitas minoritas adalah menjaga identitas budaya mereka dalam sistem pendidikan yang lebih luas. Bindulem juga memberikan contoh bagaimana video pembelajaran yang berbasis budaya lokal dapat digunakan untuk memperkuat rasa identitas di antara para siswa. Selain itu, di samping aspek budaya, nilai-nilai agama juga diintegrasikan ke dalam sistem pembelajaran berbasis teknologi. Di Rasmisart School, para siswa diajarkan untuk menggunakan teknologi dalam kerangka nilai-nilai Islam, seperti etika digital dan penggunaan teknologi secara bertanggung jawab. Pembelajaran agama melalui aplikasi mobile dan platform daring lainnya menjadi solusi bagi keterbatasan akses ke sumber daya keagamaan konvensional.
Kolaborasi Internasional dalam Pendidikan Multikultural Materi kuliah juga menyoroti pentingnya kolaborasi internasional dalam mengembangkan pendidikan multikultural. Melalui kerja sama antar lembaga pendidikan dari berbagai negara, seperti yang dilakukan antara IAIN Ponorogo dan Rasmisart School, terjadi pertukaran gagasan yang memperkaya metode pengajaran dan memungkinkan adopsi praktik terbaik dari berbagai budaya. Ini membantu menciptakan generasi muda yang lebih terbuka dan menghargai keragaman. Melalui tema yang diangkat, para peserta mendapatkan wawasan berharga tentang bagaimana teknologi dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran multikultural, terutama dalam konteks komunitas minoritas Muslim di Thailand. Acara ini juga menjadi ruang diskusi yang menarik, di mana seluruh peserta dapat bertukar pandangan dan strategi terkait pendidikan dalam komunitas minoritas. Acara berlangsung sukses, dengan antusiasme tinggi dari para peserta yang aktif mengikuti sesi tanya jawab dan diskusi. Kolaborasi ini merupakan wujud nyata dari komitmen IAIN Ponorogo untuk terus memperluas wawasan akademik serta memfasilitasi pertukaran gagasan lintas negara.